Kamis, 14 April 2016

Membaca Adalah Bagian dari Jiwa


            Nama saya Sima, sekarang saya sedang menempuh pendidikan S1 di UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Gunung Djati Bandung, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam semester 6. Di sini saya akan berbagi pengalaman tentang membaca. Sejak pertama bisa membaca, sampai membaca menjadi sebuah hobi yang tidak bisa ditinggalkan. Kita mulai saja.

            Pertama saya belajar membaca adalah sebelum masuk SD dengan diajarkan oleh ibu. Awalnya membaca huruf demi huruf, lalu kata per kata, dan akhirnya bisa membaca kalimat. Saya terus belajar dan belajar. Akhirnya saat pertama masuk SD, saya menjadi satu-satunya siswa yang bisa membaca dalam satu kalimat dengan lancar. Saya betah tinggal di sekolah, karena di sana banyak buku yang bisa dibaca, dan saat itu saya senang membaca buku-buku bergambar.

            Masuk ke SMP dan SMA, kesukaan saya dalam membaca semakin bertambah. Bahkan saya sampai mengacak-acak perpustakaan sekolah hanya untuk mencari buku-buku yang menarik untuk saya baca. Saat SMP saya senang membaca buku Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda, karena di dalamnya terdapat cerita-cerita yang menarik. Begitupun saat SMA, buku apa pun yang menurut saya menarik, maka saya baca. Tidak peduli siapa pemilik buku itu.

            Setelah lulus SMA, saya melanjutkan pendidikan di UIN Bandung, dengan mengambil konsentrasi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Inilah puncak dari kesukaan saya dalam membaca. Dan yang membuat saya senang, ternyata kesukaan saya dalam membaca memiliki kesinambungan dengan jurusan yang saya ambil, yang sebagian mata kuliahnya menuntut mahasiswa untuk membaca.

            Namun, buku yang saya suka baca bukanlah buku-buku mata kuliah, tapi lebih ke karya sastra dan khususnya novel. Ada beberapa novel yang saya punya, ada yang hasil beli sendiri dan ada pula yang dikasih oleh teman. Dan kebanyakan novel yang saya baca, hasil pinjam dari perpustakaan daerah.

            Saya senang menghabiskan waktu di BAPUSIPDA (Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah) Kota Bandung, karena di sana begitu banyak buku yang bisa dipilih untuk dibaca. Di sana, berbagai buku disediakan, mulai dari buku untuk anak-anak sampai untuk dewasa. Mulai dari buku pelajaran, mata kuliah, sastra, koran/majalah, sampai buku-buku umum tersedia. Saya merasa, bahwa perpustakaan itu merupakan bagian dari dunia saya. Karena, ketika saya berada di dalamnya, saya bisa melupakan segalanya. Tugas, sedih, pusing, sakit, semuanya sirna. Saya bisa menghabiskan waktu seharian, hanya untuk membaca buku di sana. Bahkan saya mengharuskan diri saya untuk pergi ke perpustakaan minimal satu bulan dua kali. Dan saya memiliki tiga kartu perpustakaan yang berbeda, yang bisa saya gunakan untuk meminjam buku.

            Novel yang paling sering saya baca dan pinjam dari perpustakaan adalah novel yang bergenre romence-religi.  Karena biasanya, novel-novel yang seperti itu tidak hanya berisi tentang percintaan, tetapi juga ada beberapa isi yang berhubungan dengan agama. Dan yang saya suka dari membaca adalah karena saat membaca saya bisa memainkan imajinasi sesuai kehendak saya, dan kadang-kadang novel-novel tersebut bisa membuat saya baper (bawa perasaan). Jika waktu saya sedang luang, 500 halaman novel bisa saya selesaikan kurang dari dua hari. Maka dari itu, ketika kuliah masih libur dan saya sudah berada di Bandung, maka saya selalu pinjam 3 buku untuk satu minggu. Dan ketika saya pergi ke perpustakaan, jika tidak meminjam buku rasanya kurang.

            Membaca telah melekat dalam diri saya. Dan saya merasa, bahwa membaca merupakan bagian dari jiwa saya. Oleh karena itu, satu hari saja saya tidak membaca, saya merasa ada yang kurang. Namun, ketika saya membaca, maka saya bisa menjadi autis. Saya tidak peduli dengan apa yang tengah terjadi di lingkungan saya. Biarlah teman-teman saya asyik dengan gadgetnya, sedangkan saya sendiri asyik dengan buku-buku. Selain itu, membaca juga bisa membuat saya senang dan melupakan kesedihan saya. Sehingga, di mana pun dan kapan pun, ketika ada waktu luang maka saya pasti akan membaca. Tidak peduli di tempat sepi atau pun di tempat ramai, yang penting membaca.

            Jika dihitung, kurang dari 3 tahun saya di Bandung, sudah lebih dari 50 buku yang saya beli. Baik buku mata kuliah, novel, buku bacaan biasa, dan masih banyak lagi. Namun sayang, belum semuanya saya baca, karena saya lebih suka membaca novel yang dipinjam dari perpustakaan.

            Saat ini, saya sedang berusaha untuk membaca berbagai buku, bukan hanya novel. Tapi buku mata kuliah, buku-buku umum, buku-buku keagamaan, sampai membaca koran/majalah. Karena saya berpikir, informasi itu tidak bisa didapatkan di dalam novel, tapi ada buku-buku atau bacaan lain yang memiliki informasi yang lebih berguna untuk kehidupan. Dan novel dibaca hanya untuk hiburan.

            Dan sekarang, saya mengurangi meminjam novel ke perpustakaan, karena banyak buku-buku yang belum saya baca. Dan saya tidak ingin buku itu menjadi pajangan semata. Karena saya takut mereka meminta pertanggungjawaban saya nanti.

            Saya tidak bisa sekali pun untuk tidak membaca, karena membaca adalah bagian dari jiwa saya. Dan saya telah kecanduan untuk membaca. Tidak peduli tempat atau pun waktu. Ketika saya ingin membaca, maka saya membaca.

            Mungkin itu sebagian dari pengalaman membaca saya. Meskipun tidak nyambung, tapi itulah kenyataannya.

                  Lomba ini diikutsertakan dalam lomba menulis di blog Mukhofasalfikri.com dengan tema menulis pengalaman membaca.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar